Showing posts with label KISAH MENGHARUKAN. Show all posts
Showing posts with label KISAH MENGHARUKAN. Show all posts

Friday, October 19, 2012

Kisah Seorang Guru yang menjadi pelacur


Tinggal di sebuah desa kecil di provinsi Shu Gan. Awalnya dia bukan pelacur. Setiap penduduk desa tidak mengerti mengapa seorang gadis secantik Xia tidak melakukan pekerjaan seperti gadis-gadis lain di desanya.

Karena Xia menolak hal ini, ayahnya selalu menghukum Xia. Sampai satu waktu Xia mendengar bahwa sebuah sekolah di desa membutuhkan jasa seorang guru. Xia segera menawarkan diri untuk menjadi guru tanpa bayaran.

Pada hari pertama Xia pergi ke sekolah untuk menjadi seorang guru, setiap siswa terkejut dan kagum pada kecantikan guru baru mereka. Sejak kehadiran Xia kelas selalu penuh dengan tawa semua siswa. Kelas mereka lebih layak untuk disebut sebuah penampungan kumuh daripada disebut sekolah normal.

Dalam kondisi kelas yang sekarat, Xia mengajarkan ribuan kata kata Cina dan keterampilan lainnya kepada siswanya. Suatu hari badai besar menghancurkan kelas mereka dan semua muridpun tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka.

Lalu kepala sekolah datang ke kota untuk bernegosiasi dengan walikota yang mengurus anggaran pendidikan dalam rangka memberikan kontribusi uang untuk memperbaiki sekolah mereka, tapi dia kembali dengan tangan kosong.

Kepala sekolah mengatakan kepada Xia bahwa walikota hanya akan memberikan uang kepada Xia dan jika Xia datang secara pribadi untuk meminta uang kepada walikota.

Xia yang tidak pernah keluar dari desa dan meninggalkan rumah dan tidak pernah bertemu walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk meninggalkan rumah untuk mengunjungi walikota. Xia sebelumnya khawatir bahwa kunjungan dia akan mengacaukan suasana, tapi ia tetap memutuskan untuk pergi demi murid-muridnya.

Xia berjalan lebih dari 10 kilometer untuk pergi ke kantor walikota. Setelah tiba di sana, Xia duduk di luar kantor walikota di dalam ruangan. Sesampainya di kantor, walikota menyambut Xia dengan mata penuh nafsu, Walikota menunjuk sebuah ruangan dan berkata, "uang itu ada dalam ruangan tersebut, jika kamu menginginkan uang tersebut, kamu harus mengikuti aku.. "

Xia melihat ruangan tersebut yang di dalamnya terdapat tempat tidur yang besar, tempat tidur yang telah mengambil keperawanan Xia, Xia telah di perkosa oleh walikota demi untuk mendapatkan uang tersebut. demi untuk mewujudkan impian murid-muridnya untuk bisa tetap sekolah.

Xia tidak menangis sama sekali dalam pikirannya yang ada adalah mata puluhan siswa yang akan kecewa jika tidak ada kelas bagi mereka untuk belajar.

Setelah itu Xia bergegas kembali ke rumah dalam keadaan hari sudah larut malam dan tidak memberitahu siapa pun tentang kejadian tersebut. Keesokan harinya, orang membeli kayu untuk memperbaiki ruang kelas tempat di mana Xia mengajar. Namun, jika ada hujan deras, kelas masih belum bisa di gunakan.

Xia mengatakan kepada siswa bahwa walikota akan membangun sebuah sekolah yang baik bagi mereka. Dalam waktu sekitar 6 bulan, kepala sekolah mengunjungi walikota 10x tapi masih tidak di berikan dana yang di janjikan kepada mereka. Hanya walikota tahu apa yang terjadi, namun Xia tidak bisa berbuat banyak tentang hal itu.

Pada saat semester baru, banyak siswa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena biaya dan karena mereka harus membantu orang tua mereka untuk bekerja.

Jumlah siswa menurun. Xia sangat sedih melihat kondisi itu. Ketika Xia mengetahui bahwa harapan siswa telah memudar seperti asap. Dia kemudian kembali ke kamarnya.

Xia membuka bajunya dan melihat tubuh telanjangnya di depan cermin. Xia bersumpah untuk menggunakan kecantikannya untuk mewujudkan impian siswa-siswanya untuk kembali ke sekolah.

Xia tahu semua gadis dari desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mendapatkan uang dan itu cara mudah untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dirinya dan mengucapkan selamat tinggal kepada kepala sekolah, kepada para siswa dan keluargnya.

Dia mengikat rambutnya dalam dua kuncir dan berjalan menuju kota. Ketika ia pergi ke kota, ayahnya tersenyum bangga tetapi para siswa dan kepala sekolah itu sedih melihat kepergian Xia.

Dalam kehidupan kota glamor, Xia tidak senang sama sekali, dia sangat menderita, dalam benak pikirannya, hanya ada kelas hancur dan kekhawatiran dan kesedihan dan kekecewaan expressi dari murid-muridnya.
Xia pergi ke salon, berbaring di tempat tidur yang kotor dan memiliki pekerjaan kotor di dunia percabulan.

Malam itu Xia menulis dalam buku hariannya "Walikota lebih bejat dari pada tamunya yang pertama, karena tamu pertamanya memberinya dia uang.

Xia mengirim semua hasilnya kepada kepala sekolah untuk memperbaiki dan membangun sekolah agar lebih baik dan untuk itu semua Xia rela hidup sangat hemat dan irit dengan harapan bisa mengirim lebih banyak uang.

Kepala sekolah menerima uang dan menggunakan uang itu untuk membangun sekolah. Ketika orang bertanya di mana uang itu berasal, kepala sekolah hanya bisa menjawab bahwa uang itu di dapat dari pemberian salah satu organisasi sosial.

Namun seiring waktu, orang tahu bahwa sumber dana itu berasal dari mantan guru yang bernama Xia. Banyak wartawan yang ingin meliput cerita ini, tetapi di tolak oleh Xia dengan alasan bahwa dia hanya seorang pelacur biasa.

Dengan uang, sekolah telah berubah drastis. Bulan pertama, ada papan baru, bulan kedua, ada meja kayu dan bangku, bulan ketiga, setiap siswa memiliki buku masing-masing. Bulan ke empat, setiap siswa memiliki dasi masing-masing. Dalam bulan kelima, semua siswa datang ke sekolah dengan sepatu.

Bulan ke enam, Xia kembali mengunjungi sekolah dan para siswa merasa senang menyambut kedatangan Xia dan berkata, "Guru, kamu telah kembali, kau begitu cantik" Melihat kegembiraan para siswa, Xia hanya bisa menangis.

Tidak peduli berapa banyak air mata yang di teteskannya dan berapa banyak rasa sakit, penderitaan dan kesedihan yang di alami olehnya selama 6 bulan, Xia merasakan semua penderitannya itu sangat seimbang dan tepat untuk harga yang dia bayar untuk melihat apa yang Xia lihat sekaranng ketika melihat sekolah semakin baik.

Setelah beberapa hari di rumah, Xia kembali ke kota. Pada bulan ketujuh, sekolah telah memiliki lapangan bermain yang baru. Pada bulan kedelapan, sekolah membangun lapangan basket, pada bulan kesembilan, setiap siswa memiliki pensil baru. Pada bulan 10, sekolah memiliki bendera nasionalnya sendiri, setiap siswa dapat mengibarkan bendera setiap hari.

Sampai satu waktu Xia di perkenalkan kepada pengusaha asing. Bagian luar dari pengusaha asing yang bersedia membayar 3000 rmb untuk satu malam. Dengan pikiran yang lelah selama beberapa bulan terakhir, Xia pergi ke hotel dengan lemas untuk melayani pengusaha asing tersebut.

Dia bersumpah bahwa itu adalah pekerjaan kotor terakhir kali baginya dan setelah itu dia akan kembali ke desa untuk mengajar murid-muridnya di sekolah. Namun, nasib berkata lain, itu adalah malam yang tragis di mana Xia bersumpah untuk terakhir kalinya melakukan pekerjaan kotornya, tapi ternyata Xia di perkosa dan di siksa sampai mati oleh tiga pengusaha asing.

Xia baru saja memasuki usia 21 tahun ketika insiden fatal itu terjadi. Xia meninggal sebelum harapan terakhirnya tercapai, yaitu untuk membangun kelas yang baik dengan 2 komputer yang dapat di gunakan oleh siswa mereka.

Seorang pelacur telah meninggal, keheningan yang penuh dengan air mata. Pada saat itu langit berwarna biru seperti laut di kota Shenzhen. Para siswa, guru dan beberapa ratus orang menghadiri upacara pemakaman di sebuah desa kecil bernama "GanShu"

Pada saat itu, semua hanya bisa melihat foto Xia, Xia di foto terlihat cantik dan tersenyum bahagia dengan dua kepang rambutnya.

Kepala sekolah membuka diary Xia dan di bacakan di depan para siswa. Xia menulis dalam buku hariannya "Sekali melacur, dapat membantu seorang anak yang tidak bersekolah, menjadi wanita simpanan dapat membangun sebuah sekolah yang telah kehilangan harapan. Bendera di kibarkan setengah tiang.

"Kisah Pemulung Selamatkan 30 Bayi Terbuang"



Lou Xiaoying kini hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit akibat penyakit gagal ginjal. Usianya yang sudah 88 tahun membuatnya makin tak berdaya.

Namun di masa senjanya yang sakit-sakitan, Lou yang berprofesi sebagai pemulung itu justru dipuja-puji. Dia dianggap pahlawan, setelah apa yang dilakukannya selama ini terungkap ke publik.

Baru kini terkuak, Lou yang tiap hari berkeliaran mencari sampah telah menyelamatkan dan membesarkan lebih dari 30 bayi terbuang di jalanan Jinhua, di bagian timur Provinsi Zhejiang.

Bayi-bayi malang itu di rawat hingga montok dan menggemaskan. Lou dan suaminya, Li Zin, yang meninggal dunia 17 tahun lalu, hanya mempertahankan empat anak di rumah mereka. Sementara, 26 anak lainnya telah diambil rekan atau keluarga asuh untuk memulai hidup baru.

Bahkan di masa tuanya, Lou tak berhenti memungut bayi terlantar. Yang terakhir adalah Zhang Qilin, bocah berusia 7 tahun yang dia temukan di tempat sampah saat Lou berusia 82 tahun.

"Meskipun saya telah tua, saya tidak bisa mengabaikan bayi itu dan membiarkannya mati di tempat sampah. Dia tampak begitu manis dan begitu membutuhkan kasih sayang. Saya merasa harus membawanya pulang bersama saya, "kata dia seperti dimuat Daily Mail.

Bayi merah itu dibawa ke rumah sangat sederhana dan kecil di pedesaan untuk di rawat. "Bayi itu kini tumbuh menjadi seorang anak yang ceria dan sehat."

"Anak-anak saya yang lebih tua semua membantu merawat Zhang Qilin, dia sangat istimewa bagi kami semua. Saya beri dia nama yang berarti 'langka dan berharga'."

Kegiatannya mengasuh anak terlantar di mulai tahun 1972. Saat itu, dia yang sedang memulung menemukan bayi perempuan di atas tumpukan sampah dan terbuang. Jika tak ada yang mengambilnya, niscaya ia akan mati. "Melihatnya tumbuh dan menjadi kuat membuat kami bahagia. Aku memiliki cinta yang nyata dari merawat anak-anak itu."

Kemiskinan dan hidup kekurangan bagi Lou bukan penghalang. "Jika kita punya cukup tenaga untuk mengumpulkan sampah, mengapa kita tidak juga mendaur ulang sesuatu yang seberharga nyawa manusia."

"Anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian. Mereka semua adalah nyawa yang berharga. Saya tidak mengerti bagaimana orang tega meninggalkan bayi yang rentan dan tak berdaya di jalanan."

Lou, yang memiliki satu putri biologis, Zhang Caiying (49), bertekad mengabdikan hidupnya untuk merawat bayi-bayi yang di telantarkan orang tua mereka sendiri, hingga ia tak lagi berdaya.

Menuai pujian

Meski berbuat tanpa pamrih, kebaikan hati Lou kini menyebar di China dari mulut ke mulut, di negara di mana ribuan bayi di tinggalkan di jalanan oleh orangtua yang terjerat kemiskinan.

Seorang pengagumnya mengatakan tindakan Lou telah menampar muka pemerintah, sekolah, dan orang-orang yang sejatinya lebih mampu namun tak mau bertindak. "Ia tak punya uang ataupun kekuatan, tapi ia menyelamatkan anak-anak dari kematian."

Di komunitasnya, Lou di anggap pahlawan dan di hormati atas pengorbanannya. "Ia telah melakukan yang terbaik, dia seorang pahlawan. Tapi sayangnya terlalu banyak bayi yang terlantar di China yang tak punya harapan untuk selamat."

Misalnya, minggu lalu, ada berita seorang bayi beruntung yang masih bertahan hidup setelah digorok tenggorokannya, kemudian di masukkan ke dalam kantong plastik, dan dibuang di tempat sampah di Kota Anshan, di timur laut Provinsi Liaoning.

Bayi itu lahir prematur. Usianya mungkin antara 32 dan 34 minggu. Beratnya hanya 1,4 kg. Paramedis mengatakan jika luka di tenggorokannya satu milimeter lebih dalam, niscaya ia akan mati.

Bayi perempuan itu di duga menjadi korban kebijakan satu anak di China yang di terapkan sejak tahun 1978. Orang tua yang hanya punya kesempatan memiliki satu anak, lebih memilih anak laki-laki ketimbang perempuan.

Sumber dari : http://www.dailymail.co.uk/news/article-2181017/Lou-Xiaoying-Story-Chinese-woman-saved-30-abandoned-babies-dumped-street-trash.html

Thursday, October 18, 2012

BAI FANG LI, Tukang Becak Yang Berhati Mulia


Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya di habiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang di jalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal di sebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek di pojok-pojoknya, tempat di mana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil di mana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal.

Ada sebuah piring seng comel yang mungkin di ambilnya dari tempat sampah di mana biasa ia makan, ada sebuah tempat untuk minum dari kaleng.
Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa di nyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian di gubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang di perolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak di pakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya di sumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja.

Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat di pundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang di berikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang di perolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang di perolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya” jawab anak itu.
“Orang tuamu di mana?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu, ayah ibu saya pemulung. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah di potong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, di tengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk di kenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu.

Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu Rupiah) yang di simpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis.

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan.
Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesarRMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta Rupiah jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan “Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa.”

Sunday, October 14, 2012



Say I Love You
FRIENDSHIP, ROBERT AND LEA

Robert and Leah sat together in the campus garden without doing anything, just looked at the sky while their friends are cool fun joke with their respective lovers.

Lea: "I'm so tired, I wish I had a boyfriend who could share time with me .."
Robert: "It seems that now we do not have a partner .." (Both complained and stopped for a while)

Lea: "I think i have a good idea, what if we invent a game.?"
Robert: Ehmm .. What game? '

Lea: "Ehmm ... the game is easy anyway, you be my girlfriend and me to be your girlfriend but only for 100 days, what do you think?"
Robert: "Yup, ok ... anyways,i do not have any plans for the next few months"

Lea: "Why not look interested?" .."Cheer Ok?" today will be the day of our first date, we will go where?"
Robert: "Why do not we go to the movies? See the film Troy, a lot of people say it's good"

Lea: "Ok ... Let's go now, go home from the movies we play karaoke ok?" Take your brother with his girlfriend to join us, ok?."
Robert: "That sounds good ..." (They go to the movies, karaoke and Robert Lea came home that night)

Day 2:
Robert and Leah spent time chatting and joking in the cafe, the cafe atmosphere with dim serene music that carry their hearts in a romantic situation. Before returning Robert bought a silver necklace with a star shaped pendant for Lea.

Day 3:
They went to a shopping mall to find a gift for a friend of Peter. After tired of walking around the shopping center, they decided to buy a miniature mini car. After that they rest sit at the Food Court, eat a piece of cake and a glass of juice and started holding hands together for the first time.

Day 7:
Play bowling with friends Robert. Lea hand pain because he never played bowling before, Lea hands massaged gently by Robert.

Day 25:
Robert took dinner at Ancol Bay Lea. The moon had risen, the sky is clear deploying thousands of stars in his arms. They sat waiting for food, while enjoying the sound of the wind chime to the sound of the waves rolling on the shore. Once again Robert stared at the sky and see a shooting star. He uttered the request in his heart.

Day 41:
Robert birthday, Lea made a birthday cake for Robert. It was not the first homemade cake, but the love that began to arise in his heart to make a homemade cake is to be the best. Robert moved to receive a birthday cake from Lea, and make a wish when she blew out the birthday candles.

Day 67:
Spending time in Dufan. Playing "Up Halilntar", eating ice cream together, and visit the booths game. Robert gave Teddy Bears for Lea, and Lea bought a pen for Robert.

Day 72:
Go to the PRJ. Seeing the excitement shows Chinese lanterns. Lea curious to visit one of the fortune-telling tent. The fortune teller just says "Cherish your time with him from now on", then a tear forecasters

Day 84:
Robert suggested to play to the beach. Anyer beach is very quiet because it is not time for another holiday. They took off sandals and walk along the beach, holding hands, feeling the softness of the sand and the sea dashed cold water on their feet. They see the sunset, and they hugged as if do not want to be separated again.

Day 99:
Robert decided that they live today with a relaxed and simple.
They drive around town and ended up sitting in a city park.

15:20 pm
Lea: ". I thirst Take a break for a while."
Robert: :"Wait here, I buy a drink, I want to buy a bottle of tea, drink what you want ..?"
Leah. "I'm going to buy, you just wait here because I see that you are very tired after driving the car for around town."
Robert nodded, Robert leg is sore because Jakarta has always jammed everywhere.

15:30 pm
Robert has been waiting for 10 minutes and Lea did not return. Suddenly strangers ran to him with a face of panic.
Robert: "What is the problem sir"
Foreigners: "There was a woman hit by a car I think he is your friend .."

Robert immediately ran along with the stranger. There, in the hot asphalt in the hot sun Lea's body lay covered in blood, still holding the bottle. Robert immediately took the car took Lea to the nearest hospital. Robert sat outside the emergency room for 8 hours 10 minutes.
A doctor came out with a face full of regret.

23:53 pm
Doctor: "I'm sorry, but we've tried to do my best, death would soon pick him up, but he's still breathing, we found this letter in his pocket." Doctors gave him a letter full of blood, and Robert ran into the emergency room to see Lea. Lea face looked pale but peaceful. Robert sat beside the bed and held her hand tightly Lea. For the first time in his life Robert is a very deep wound in his heart. Granules tears flowing from her eyes. Then he began to read the letter he had written Lea.

Dear Robert ...
100 days we've almost come to an end. I enjoyed the day with you. Although sometimes you jutek and unpredictable, but all of this has brought happiness in my life. I've realized that you are a valuable man in my life. Sorry, I never tried to find out more in advance. Now I'm not asking for anything, just hope we can extend the days of our togetherness. As I said on a shooting star that night on the beach, I want you to be a true love of my life. I want to be your boyfriend forever and wish you could be here with me all my life. Robert, I love you.

23:58
Robert : "Lea, you know what the expectations for myself when I blew out my birthday candles, I also pray that God lets us together forever Lea?, You can not leave me today, because we are just past the 99 days, You have to recover, and we will go through tens of thousands of days together, I love you, Lea.. Lea Do not leave me...do not leave me alone., I love you...!"

The clock struck 12 times .... Lea heart stops.
That day is a day to 100 ...

Tell your feelings to your loved ones before it's too late. You never know what will happen tomorrow. You never know who's going to go away and never come back again.

Friday, October 12, 2012


The story of a child in an Abortion

Month 1: "Ma .. my length was only 2cm, but I'm already in the body .. I love mama, mama's heartbeat sounds so beautiful music that accompanied me here .."

Month 2: "Mom .. I can suck my little finger you know, I felt warm inside your womb ma, then when I get out mama promised to play with me, ok ..?"

Month 3: "Ma .. though I do not know my sex, but whatever I am, I hope mommy and daddy happy one day when I was born, do not cry ma ... if mama crying here I weep too ma ..."

Month 4: "Ma .. my hair has started to grow you know, this is so my new toy .. I can move my head to the left and to the right .. I love to ma .."

Month 5: "Ma .. mommy had to go to the doctor again, what did the doctor say mama? What is abortion ma? Ma .. am I right??

Month 6: "Mama ... come to the doctor again? Ma .. please tell the doctor, I'm here alright ..! But why the doctor started putting sharp objects? Sharps began to cut my hair ..: ((.. "Maaaaaa .. please .. I'm scared ... sharps started cutting my legs ....: ((.. I'm in pain ma ..: ((.. but even if I had no legs , I still have a hand that can hug mama ... Maaaaaaa ... thing is starting to cut my hand .. mamaa .. help me ..: (.. I promise I will not be naughty again maaaa .. but, even though I did not have hands and feet, I still have eyes and ears to see mama smile .. but .... it is now beginning to cut my throat .. Mamaaaaaaaaaaaaaaaa .... gosh maaaaaaaaa .. give me ... a chance to live, I love mama ... I want to hug mamaaaaaaa ...: ((

Month 7: "Maa .. here I am fine, I've been with the Lord in heaven ... God had to restore all the organs of my body at a sharp object cut it .. God holds me, holds my hand, holds me gently, and God was whispering about what abortion ..: ((.. Why would mama do that? 'Why doesn't mama want to play with me?? What's wrong with me?? What's wrong with me ma? Mama must repent, God will let me into the inter-mama Here, we'll play together here and do not forget to take papa too ya maa ...

SAVE OUR BABY ..! REJECT ABORTION ..! FEEL A SENSE OF BABY .. !!!
Kisah seorang anak yang di aborsi

Bulan ke 1 : "Ma..panjangku itu cuma 2cm, tapi aku sudah ada di badan mama..aku sayang mama, bunyi detak jantung mama itu jadi musik terindah yang menemaniku di sini.."

Bulan ke 2 : "Ma..aku sudah bisa ngisap jari imutku lho, di sini hangat ma, nanti kalau aku sudah keluar mama janji ya mau main sama aku.."

Bulan ke 3 : "Ma..meskipun aku belum tau jenis kelaminku, tapi apapun aku, aku harap mama dan papa bahagia kelak ketika aku lahir, jangan menangis ya ma...kalau mama menangis di sini aku juga ikut menangis ma..."

Bulan ke 4 : "Ma..rambutku sudah mulai tumbuh lho, ini jadi mainan baruku..aku bisa menggerakkan  kepalaku putar kiri, putar kanan..aku senang sekali ma.."

Bulan ke 5 : "Ma..mama tadi ke dokter yah? Dokter bilang apa ma? Apa itu aborsi ma? Aku ngak di apa- apain kan ma??

Bulan ke 6 : "Mama...datang ke dokter itu lagi yach?Ma..tolong kasih tau dokter itu, aku di sini baik-baik saja..!!Tapi kok dokter itu mulai memasukkan benda tajam? Benda tajam itu mulai memotong rambutku.. :((.. "Maaaaaa..tolong..aku takut...benda tajam itu mulai memotong kakiku.... ;((  sakiiiiiiiiiiit maaa.. :((.. tapi meskipun aku tidak punya kaki, aku masih punya tangan yang bisa memeluk mama...Maaaaaaa...benda itu sekarang mulai memotong tanganku..mamaaaaa..tolong aku.. :((..aku janji ngak akan nakal maaaa..tapi, meskipun aku tidak punya tangan dan kaki, aku masih punya mata dan telinga untuk melihat senyum mama..tapi....benda itu sekarang sudah mulai memotong leherku..Mamaaaaaaaaaaaaaaaa....ampun maaaaaaaaa..beri aku... kesempatan hidup, aku sayang mama...aku pengen peluk mamaaaaaaa,,,, :((

Bulan ke 7 : "Maa..aku di sini baik-baik saja, aku sudah bersama dengan Tuhan di surga...Tuhan sudah mengembalikan semua organ tubuhku yang di potong benda tajam itu..Tuhan memelukku, memegang tanganku, menggendongku dengan lembut, dan Tuhan membisikkan tentang apa itu  aborsi.. :((.. Kenapa mama tega melakukan itu?? Kenapa mama ngak mau main sama aku?? Apa salah aku?? Apa salah aku ma? Mama bertobat ya mah, biar Tuhan mau antar mama ke sini, nanti kita main bareng-bareng di sini dan jangan lupa ajak papa juga ya maa...

SAVE OUR BABY..!! TOLAK ABORSI..!! RASAKAN PERASAAN BAYI.. !!!

Thursday, October 11, 2012

Kisah Marie Louise


Di sebuah gereja, seorang Pendeta sedang berkotbah. Setelah selesai kebaktian,seorang ibu yang tua renta menghampiri dan memandangnya dengan sorot mata yang memohon, ''anak saya ingin mengetik kotbah Bapak Pendeta yang sudah saya rekam tadi, dia sangat tertarik. Bolehkan setiap anda berkotbah,saya membawa alat perekam ini? Setiap hari senin saya akan memperoleh rekaman dan hari Sabtu saya akan mengantar ketikan ini untuk dibagikan.''
''Luar biasa,ini sangat membantu saya,'' Pak Pendeta terkejut.

Hal ini sudah berjalan selama satu tahun,sampai saat itu Pak Pendeta tidak mengetahui siapakah anak itu,setiap kali Pak Pendeta menelepon untuk berterima kasih,jawaban selalu sama, ''Marie Louise tidak bisa mengangkat telepon,apa ada pesan?''
Sampai suatu saat,akhirnya Pak Pendeta di undang untuk jamuan teh oleh Marie Louise, ''Silahkan masuk'',ibunya Marie Louise mempersilahkan. Terdengar suara yang menderit,seorang gadis berjalan dengan langkah yang terseret seret ia tidak memiliki kedua lengan, ia sangat manis dan berkata,

''Inilah saya Marie Louise,beginilah keadaan saya sejak lahir. Pada awalnya saya membenci keadaan saya dan setiap saya merasakan kejang-kejang diseluruh tubuh saya. Saya tidak bisa menjalani kehidupan layaknya remaja yang lain. Saya kesakitan, hanya ditempat tidur,saya marah,saya kecewa,saya mulai gusar....saya berteriak.....saya memaki maki dan berkata dengan kasar. Saya mulai menangis,saya menangis histeris,bahkan saya mengutuki hari kelahiran saya. Saat itu ibu memeluk saya, setelah saya lihat wajahnya,ia menangis dan ia bernyanyi, ''Karena Tuhan ada,saya pun ada, karena Tuhan ada hari depan saya pun ada.'' ada sentuhan saat itu dan saya mulai bersyukur dengan keadaan saya,karena TUHAN ITU HIDUP, betapa sakitnya kaki saya untuk mengetik namun saya lakukan ini untuk TUHAN.''
Tuhan selalu mengasihi saudara dan selalu memberkati saudara,Amin!

Wednesday, October 10, 2012

Jemput aku sayang ...

Pukul 19:15 Di telepon
cew: "Sayang..Aku sudah di airport. Kamu jemput aku ya?"
Cow: "Apa?? kamu sudah ada di airport?kok ngak ngabarin dulu sih?Aku lembur nich,ada kerjaan penting yang harus aku selesaikan, mungkin 2 jam lagi baru selesai.."

Cew: "Ngak apa-apa sayang,aku tungguin.."
Cow: "Lagian kamu pulang kok mendadak, ngak ngasih tau dulu."
Cew: "Maaf sayang,kakak lagi di luar kota,mama lagi gak enak badan,lagi pula pengennya yang pertama kali aku liat itu kamu, maaf kalo aku nyusahin kamu..
Cow: "Iya ngak apa-apa,tunggu 2 jam lagi ya??"

1 jam kemudian..
Cew: "Halo sayank,belum selesai ya kerjaannya?"
Cow: "Gimana mau selesai kalo kamunya nelpon mulu! Udah ya tunggu sejam lagi,bye!"
Cew: "Hallo sayang..Yah.....Udah di matiin."

Melihat hpnya terus berdering panggilan dari ceweknya, dia pun mematikan hpnya..

Pukul 22:00 Setelah pekerjaannya selesai si cowok pun langsung menuju bandara tanpa mengaktifkan hpnya terlebih dahulu.
Sesampainya di bandara dia mencari ceweknya, tapi ngak di temukan. Lalu dia mengaktifkan hpnya ada 5 sms yang di abaikannya..
Dia menelpon ceweknya dan hpnya pun sudah ngak aktif lagi.
''Kalo hanya ngak di jemput, kenapa mesti marah sampai mematikan hp sih!" Gerutunya..

Si cowok pun menuju rumah ceweknya namun tak ada orang,dia ingin melangkahkan kakinya pergi namun, terhenti ketika ambulance datang..

Kakaknya si cewek: "Kemana saja kamu?? Penjahat itu sudah menusuk adikku. Dia nungguin kamu, bukan nungguin kematiannya! Berkali kali aku memintanya pulang, tapi dia tetap bersikeras nungguin kamu..
Kalo gini jadinya, siapa yang kehilangan dia?? bukan kamu,tapi kita semua ..

Si cowok pun hanya diam mematung tanpa suara.. Di bacanya sms dari ceweknya..
20:25 "Sayang koq hpnya di matiin?"
20:30 "Sayang, belom selesai ya?"
20:40 "Sayang ada yang merhatiin aq terus..
20:45 "Aku takut, kamu di mana sayang?"
20:50 "Ya sudah aq pulang sendiri, sebenarnya aku pulang cuma mau ngucapin happy anniversary untuk kita, makanya ngak mau di jemput siapapun, makasih sayang untuk waktu 2 tahunnya. I Love U,maafkan aku sayang."

Jagalah apa yang kamu miliki sekarang,sebelum akhirnya kamu menyesal karena dia yang mencintaimu dan yang kamu cintai telah tiada..

CINTA TANPA SYARAT

Pak Suyatno 58 tahun, kesehariannya di isi dengan merawat istrinya yang sakit. Istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun dan dikarunia 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa di gerakkan dan itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun sudah tidak bisa di gerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka. Sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ” Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak. Dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.” Anak2ku Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, Kalian menginginkan bapak yang masih di beri Tuhan kesehatan di rawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno.

Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata ibunya. Dengan pilu di tatapnya mata suami yang sangat di cintainya itu. Sampailah akhirnya Pak Suyatno di undang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber. Mereka mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yag hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru.

Di situlah Pak Suyatno bercerita. “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit.

Mampukah kita mencintai tanpa syarat seperti debu yang rela menghilang di terpa hujan dan seperti kayu yang rela menjadi abu untuk api cinta yang paling agung adalah cinta hamba pada penciptanya, cinta tanpa syarat mampukah???


- SEPUCUK SURAT UNTUK ADIKKU TERSAYANG -


Hari ini, keluargaku mengadakan doa peringatan setahun meninggalnya adikku, Erik. Mama memesan makanan kesukaan Erik, es krim vanilla dan cake stroberi untuk suguhan tamu. Aku masih ingat kali terakhir kami makan es krim bersama. Mama menyiapkan ruang tamu dengan air mata terus bercucuran. Seperti biasa, Papa tak banyak bicara. Rasanya kesedihan ini tak akan berakhir.
Aku masuk ke kamarku, menangis diam-diam. Dan mencoba menulis surat untuk Erik, sesuai pesan terakhirnya, “Kalau saya meninggal, jika perlu sesuatu, tulis saja surat kepadaku. Ikatkan pada balon dan biarkan terbang.”

Kali ini, aku ingin menuliskan semua kenangan sejak Erik lahir.

Erik, adikku tersayang,

Sebelum kamu lahir, aku anak satu-satunya di rumah. Apa pun yang kuinginkan, selalu aku dapatkan. Meskipun senang, rasanya sepi juga di rumah sendirian. Karena itu, ketika Mama bilang, aku akan segera punya adik, rasanya senang sekali. Kubayangkan adik kecilku yang hebat. Wajahmu mungkin akan mirip aku. Kubayangkan, kita akan selalu bersama. Makan bersama, bermain bersama dan jalan-jalan bersama.

Ketika kamu lahir, tak puas-puasnya aku memandangimu. Memegang tanganmu yang mungil, membelai pipimu yang halus lembut. Wajahmu mungil, lucu sekali.

Saat Mama membawamu pulang, kupamerkan kamu kepada teman-temanku. Mereka senang melihatmu. Kadang, mereka mencubitmu pelan pertanda sayang, tapi kamu diam saja. Dan kamu selalu diam tak bergerak, setiap kali disentuh.

Ketika kamu berumur 5 bulan, Mama dan Papa mulai risau. Sepertinya ada yang tidak beres denganmu. Sepertinya kamu tak pernah bergerak dan tak berasa jika disentuh. Suara tangisanmu juga terdengar aneh, hampir mirip bunyi anak kucing. Papa dan Mama lalu membawa berobat ke banyak dokter. Penyakitmu baru ketahuan ketika diperiksa dokter kedua belas. Katanya kamu menderita sindrom ‘tangisan kucing’.

Mama menanyakan seperti apa penyakitmu. Kata dokter, kamu tak pernah akan bisa berjalan, tak akan bisa bicara. Menurut dokter, 1 diantara 50.000 bayi mengalami kondisi ini dan menderita kecacatan.

Mama dan Papa kaget. Hatiku kesal, mengapa kamu harus mengalami kejadian buruk seperti ini. Ketika sampai di rumah, Mama menggendongmu sambil menangis. Aku memandangimu dan sedih, kamu tak akan bisa seperti anak lainnya.

Aku takut jadi omongan teman-teman, adikku cacat. Dan aku melakukan sesuatu yang sama sekali tak terduga, ‘tidak mengakui kamu sebagai adikku’. Papa dan Mama tidak tahu. Tapi aku keraskan hatiku, tak akan menyayangimu. Hatiku makin keras ketika melihat Papa dan Mama memberikan banyak perhatian dan kasih sayang kepadamu. Dengan berlalunya hari, rasa kesal berubah menjadi rasa marah, dan lalu jadi benci.

Mama tak pernah menyerah. Mama merasa harus berbuat sesuatu demi hidupmu. Setiap kali Mama meletakkan mainan di dekatmu, kamu berguling, bukan merangkak seperti bayi lain. Mama tampak sedih setiap kali mengambil mainan itu dan menyimpannya kembali. Mengikat perutmu dengan busa sehingga kamu tidak berguling. Kamu meronta, menangis, dan mengeluarkan suara seperti bunyi anak kucing. Tapi Mama tetap tidak menyerah.

Lalu suatu hari, kamu membantah kata-kata para dokter. Kamu mulai merangkak. Melihat ini, Mama yakin, kamu akan bisa jalan, ketika kamu masih merangkak pada umur 4 tahun, Mama meletakkan kamu di rerumputan di pekarangan rumah. Dan kamu ditinggalkan di sana. Kadang, aku melihat kamu dari jendela, tersenyum melihat kamu kelabakan karena tak senang rumput mengenai kulitmu. Kamu akan merangkak ke jalan semen, tapi Mama membawamu kembali ke rumput. Terus dan terus begitu setiap kali kamu merangkak ke jalan semen. Sampai suatu hari, Mama melihat kamu menarik dirimu ke atas begitu kakimu menyentuh rumput.

Mama tertawa dan menangis, lalu berteriak memanggil Papa. Papa memelukmu dan menangis. Aku melihat semua ini dari jendela kamarku.

Mama lalu mulai mengajarimu bicara, membaca, dan menulis. Sejak itu, kadang aku melihatmu berjalan ke luar rumah, membaui bunga-bunga, mengamati burung-burung, atau hanya senyum sendiri. Aku mulai melihat indahnya dunia lewat matamu. Di saat itu aku sadar, kamu adalah adikku, dan sekeras apa pun usahaku untuk membencimu, aku tak akan bisa karena aku mulai sayang padamu.

Sejak itu, kita sering main bersama. Aku membelikan mainan dan memberikan semua rasa sayangku kepadamu. Dan kamu akan membalasnya dengan tersenyum dan memelukku. Tapi aku merasa, sepertinya kami tak akan pernah benar-benar bisa memilikimu. Pada ulang tahunmu yang ke-10, kamu menderita sakit kepala parah. Diagnosis dokter, kamu menderita leukemia. Mama menangis. Papa segera memeluknya. Aku ikut menangis. Di saat itu, aku merasa makin sayang kepadamu. Aku ingin setiap saat bersamamu, tak ingin berjauhan darimu.

Menurut dokter, satu-satunya harapanmu untuk hidup adalah cangkok sumsum tulang belakang. Kamu jadi berita karena mencari donor di seluruh negara. Ketika akhirnya di temukan donor yang cocok, kamu sudah terlalu lemah. Dokter memutuskan pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi.

Meskipun sangat menderita, kamu tetap bersemangat dan gembira. Sebulan sebelum meninggal, kamu menyuruh aku membuatkan daftar tentang hal-hal yang ingin kamu lakukan jika keluar dari rumah sakit. Sesudah itu, kamu minta dokter untuk mengizinkan kamu pulang ke rumah.

Di rumah, kita makan cake stroberi, es krim vanilla, memancing ikan, menerbangkan layang-layang, melepas balon. Di saat itu kamu berkata,
“Kalau saya sudah meninggal nanti, jika perlu sesuatu, kirim saja surat ke surge. Ikatkan pada tali balon dan terbangkan.”

Aku menangis dan kamu memelukku. Sesudah itu, kamu sakit lagi dan kembali masuk ke rumah sakit.

Pada hari terakhir hidupmu, kamu minta air, minta punggungmu digosok, minta di peluk. Mendekati detik terakhir, kamu kejang. Air matamu bercucuran. Kamu berusaha bicara, tapi kata-katamu tidak keluar. Aku tahu apa yang ingin kamu katakan.

“Aku dengar,” bisikku.

Untuk terakhir kalinya aku berkata,
“Aku akan selalu sayang padamu. Aku tak pernah akan melupakanmu. Jangan takut. Kamu akan segera bersama Tuhan di surga.”

Lalu, dengan air mata berlinang deras, aku melihat anak laki-laki yang paling berani, menghembuskan napas terakhir.

Papa, Mama, dan aku menangis sampai rasanya tak ada lagi air mata yang bisa di kucurkan. Kamu akhirnya pergi meninggalkan kami untuk selamanya.

Sejak itu, kamu adalah sumber inspirasiku. Kamu mengajariku untuk mencintai hidup, menikmati hidup sampai sebesar-besarnya. Dengan kesederhanaan dan kejujuran, kamu menunjukkan kepadaku dunia yang penuh cinta dan perhatian. Kamu membuat aku sadar, yang paling penting dalam hidup ini adalah terus mencinta tanpa bertanya mengapa atau bagaimana. Tanpa menetapkan syarat atau batasan apa pun. Terima kasih adik kecilku, untuk semua kenangan hidup yang kamu berikan.

Tertanda,
Kakakmu Tersayang