Sunday, October 14, 2012


The Power Forgiveness

A black woman who has aged with slowly stood up in a courtroom in South Africa. She was about 70 year old, his face etched in its natural suffering for years. In front, in the defendant's chair, sat Mr. Van der Broek, he has been declared guilty of killing the boy and the woman's husband.

Several years ago the man came to the woman's house. He took his son, shot him and burned his body. A few years later, he was back again. He took her husband.

Two-year-old that woman does not know what happened to her husband. Later, van der Broek back again and took her to a place by the river. She saw her husband tied and tormented. They forced her husband standing in a pile of dry wood and doused her with gasoline. The last words heard that when he was in the flush of gasoline is, "Father, forgive them."

Not long ago, Mr.. Van den Broek was arrested and prosecuted. He is considered to be innocent, and now is the time to determine his sentence. When she stood up, the judge asked, "So, what do you want? What should be done justice to this man who so brutally destroyed your family? "

The woman replied, "I want three things. First, I want to be taken to where my husband was killed and I will collect the dust to bury him with honor. "After a pause, he continued," My husband and my son is the only one of my family.

Therefore, I request the second is, I want Mr. Van den Broek be my son. I want him to come twice a month to the ghetto (black housing) and spend a day with me until I was able to devote her love still exists in me. "

"And, finally," he said, "I request a third. I wish Mr. Van den Broek to know that I gave sorry for him because Jesus Christ died to forgive. This is my husband's last request. Therefore, may I ask someone to help me in the future so that I can bring Mr. Van den Broek in my arms and show him that he's really been forgiven. "

When the court officers to bring forward the old lady, Mr. Van den Broek was deeply moved by what he heard to faint. Then, those who were at the courthouse - friends, family, and neighbors - victims of oppression and injustice alike - stood and sang

"Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once lost but now I’m found
Was blind but now I see...

=================================

Kekuatan Pengampunan

Seorang wanita berkulit hitam yang telah renta dengan pelahan bangkit berdiri di suatu ruang pengadilan di Afrika Selatan. Umurnya kira-kira 70, di wajahnya tergores penderitaan yang di alaminya bertahun-tahun. Di depan, di kursi terdakwa, duduk Mr. Van der Broek, ia telah di nyatakan bersalah telah membunuh anak laki-laki dan suami wanita itu.

Beberapa tahun yang lalu laki-laki itu datang ke rumah wanita itu. Ia mengambil anaknya, menembaknya dan membakar tubuhnya. Beberapa tahun kemudian, ia kembali lagi. Ia mengambil suaminya. Dua tahun wanita itu tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Kemudian, van der Broek kembali lagi dan mengajak wanita itu ke suatu tempat di tepi sungai.
Ia melihat suaminya di ikat dan di siksa. Mereka memaksa suaminya berdiri di tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin. Kata-kata terakhir yang di dengarnya ketika ia di siram bensin adalah, “Bapa, ampunilah mereka.”

Belum lama berselang, Mr. Van den Broek di tangkap dan di adili. Ia di nyatakan bersalah, dan sekarang adalah saatnya untuk menentukan hukumannya. Ketika wanita itu berdiri, hakim bertanya, “Jadi, apa yang Anda inginkan? Apa yang harus di lakukan pengadilan terhadap orang ini yang secara brutal telah menghabisi keluarga Anda?”

Wanita itu menjawab, “Saya menginginkan tiga hal. Pertama, saya ingin dibawa ke tempat suami saya dibunuh dan saya akan mengumpulkan debunya untuk menguburkannya secara terhormat.” Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan, “Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya.
Oleh karena itu permintaan saya kedua adalah, saya ingin Mr. Van den Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan ke ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari bersama saya hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam diri saya.”

“Dan, akhirnya,” ia berkata, “permintaan saya yang ketiga. Saya ingin Mr. Van den Broek tahu bahwa saya memberikan maaf bagi dia karena Yesus Kristus mati untuk mengampuni. Begitu juga dengan permintaan terakhir suami saya. Oleh karena itu, bolehkah saya meminta seseorang membantu saya ke depan hingga saya dapat membawa Mr. Van den Broek ke dalam pelukan saya dan menunjukkan padanya bahwa dia benar-benar telah saya maafkan.”

Ketika petugas pengadilan membawa wanita tua itu ke depan, Mr.Van den Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya hingga pingsan. Kemudian, mereka yang berada di gedung pengadilan – teman, keluarga, dan tetangga – korban penindasan dan ketidakadilan serupa – berdiri dan bernyanyi :

"Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once lost but now I’m found
Was blind but now I see...


No comments:

Post a Comment