Tuesday, October 16, 2012

My Boat of Salvation


Berikut ini ada naskah lama yang masih dapat memberkati kita:

Aku duduk sambil menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Aku melihat Tuhan Yesus di ruang kemudi, menatapku dan berkata, "Lepaskanlah tambatan perahumu dan biarkan Aku membawamu ke seberang. Bukanlah rencana-Ku agar engkau tetap berlabuh di sini." Dengan takut, gelisah dan kuatir aku menjawab-Nya, "Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap di sini? Di sini aku tak melihat topan, badai dan angin ribut. Dan aku dapat kembali ke darat kapanpun aku mau."

Dengan lembut Tuhan Yesus memegang tanganku, menatapku, dan berkata, "Memang di sini engkau tidak akan mengalami topan, badai, dan angin ribut. Tetapi engkau juga tidak akan pernah melihat Aku mengatasi semuanya itu. Engkau tidak akan melihat Aku berkuasa atas semuanya itu karena Akulah Tuhan." Di dalam pergumulan berat aku melihat ada rasa kuatir akan keuangan, pekerjaan, pasangan hidup, dan banyak kekuatiran lainnya.

Di dalam hati aku bertanya, "Tahukah Ia mengenai apa yang aku inginkan?" Tuhan Yesus memelukku dan berbisik lembut, "Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang engkau inginkan dan rindukan. Bahkan mungkin engkau mendapatkan sebaliknya. Tetapi maukah engkau percaya bahwa rancangan-Ku adalah rancangan damai sejahtera? Masa depanmu akan menjadi masa depan yang penuh harapan."

Ia memelukku dan menangis bersamaku. Dengan berat hati aku melepaskan tali perahuku. Aku melepaskan semua rasa kuatir tersebut dari hatiku. Aku meletakkan masa depanku di tangan-Nya. Sambil menangis aku menatap-Nya dan berkata, "Jadilah Nakhoda dalam perahuku dan marilah kita berlayar!" (Sumber: Renungan Populer Sepanjang Masa)

No comments:

Post a Comment