Friday, October 26, 2012

Sales kompor yang menjadi Branch Manager di perusahaan asing



Ada kesaksian Pdt Hendra mengenai kesaksian seorang temannya yang cukup unik. Pdt Hendra bercerita soal temanya yang pengangguran, jebolan sales di pabrik kompor.

Dulu selama 18 tahun temannya ini kerjanya keliling menawarkan kompor, tapi sekarang sudah sebulan temannya ini menganggur dan sudah banyak surat lamaran kerja yang dia buat, tapi belum pernah ada panggilan.

Sampai akhirnya dia nyaris frustasi, dia buat satu surat lamaran terakhir, tidak tanggung-tanggung, ada lowongan sebagai Marketing Manager, Personalia Manager dan Branch Manager untuk suatu cabang perusahaan asing (Jepang) yang akan membuka perusahaanya di Bali, dia melamar sebagai Branch manager !!! Dia pasrah total sama Tuhan dan dia minta bantuan Pdt Hendra untuk mendukungnya dalam doa.

Pdt Hendra sendiri yang mendoakan, sebenarnya merasa tidak yakin juga, tetapi sebagai hamba Tuhan, diapun ikut mendoakan juga.

Beberapa hari kemudian, muncul surat undangan test, salesman kompor ini sudah begitu bahagia bisa di panggil, dia sudah sujud bersyukur kepada Tuhan. Waktu datang ketempat test, dia baru menyadari bahwa yang datang hari itu untuk test tiga lowongan tersebut, sebanyak 460 orang (tidak tahu berapa banyak dari 460 peserta ini yang akan ikutan test Branch Manager).

Waktu menunggu, dia sempatkan untu, bertanya-tanya kanan kiri ternyata banyak sekali yang ikutan test Branch Manager, bahkan rata-rata lulusan sarjana, ada banyak yang mempunyai pengalaman  kerja di perusahaan-perusahaan besar.

Diapun bertanya-tanya, pengujinya ternyata orang Jepang dan testnya pakai bahasa campuran, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sementara dia sendiri, dia cuma jebolan sales kompor dan lulusannya cuma SMA, bahasa Inggris juga sangat terbatas..!!!

Dia begitu gelisah, dia menceritakan semuanya kepada Pdt Hendra lewat handphonenya , dia mau pulang saja karena dia merasa tidak mungkin bisa mengikuti testnya, dia merasa tidak sanggup bersaing, tidak sanggup menanggung malu, competitornya begitu kelihatan hebat-hebat semua..!!!.
Tapi Pdt Hendra membesarkan hatinya, menyuruhnya tetap ikutan test, dengan tidak lupa terus berserah pada Tuhan (di sertai joke untuk menenangkan, "Kalau di tanya bahasa Inggris terus annda bingung, ya jawab aja pake bahasa roh.")

Tepat pukul 12 siang, seharusnya dia giliran maju, tapi waktunya jam istirahat karena itu dia di beritahu akan di panggil nanti pukul 1. Di saat peserta-peserta lain pergi beristirahat, dia memutuskan waktu satu jam itu bukan buat pulang, tapi buat berdoa, menyanyikan puji-pujian dan berdoa dengan bahasa roh.

Akhirnya saatnya tiba, dia di panggil untuk masuk, dia masuk dengan hati yang sangat gelisah lalu dia tengking ketakutan dan kegelisahannya. Saat itu (pas dia baru pegang handle pintu mau menutup pintu ruangan), tiba-tiba dia dengar suara Tuhan, Tuhan suruh dia beri hormat cara karate ( salesman kompor ini juga guru karate yang mengajar para marinir dan dia sudah DAN 2)

Dia bingung setengah mati. mau wawancara pekerjaan,kok Tuhan suruh kasih hormat cara karate? tapi dia nekat, dia ikuti saja pesan Tuhan, dia berdiri lurus menghadap si Jepang, terus membungkukkan badan sambil teriak bahasa Jepang yang biasa di pakai sebagai bahasa penghormatan bila akan bertanding.

Dan betapa kagetnya dia saat orang Jepang yang akan mewawancarai dan testing dia, tiba-tiba juga ikutan berdiri dan membungkuk memberi hormat yang sama (cara karate) dengan teriakan yang sama pula.. !!

Lalu terjadilah tanya jawab, orang Jepang ini bukannya mewawancarai CV nya, tapi malah tanya-tanya soal latar belakang karate dari salesman ini. Dan orang Jepang tersebut malah mengajak bertanding di situ.. !!!.

Si salesman bisa mengatasi semua serangan orang Jepang, akhirnya orang Jepang ini menyerah karena ternyata orang Jepang ini karateka sabuk hitam, tapi belum punya DAN, sementara si salesman sudah DAN 2.. !!!

Lalu orang Jepang ini bertanya : “Anda melamar sebagai apa?” Salesman kompor ini menjawab “Sebagai Branch Manager”

Kemudian tanpa basa basi lagi, orang Jepang tersebut berkata kepada staffnya di luar,  “Lowongan untuk Branch Manager sudah di tutup, karena saya sudah dapatkan orangnya yang saya pilih jadi Branch Manager!!!

Pdt Hendra menutup cerita kesaksiannya ini dengan ulasan : "Tidak ada sesuatu hal yang mustahil bagi Tuhan dan buat orang-orang yang percaya, semua masalah yang mustahil bagi manusia, adalah kecil di hadapan Tuhan. Tapi Iblis sangat senang menunjukkan pada manusia, hal-hal yang mustahil, yang tidak mungkin akan bisa terjadi. Iblis senang sekali membuat manusia berpikir menurut logika manusia. bahwa hal ini tidak mungkin terjadi supaya manusia mau menyerah.. !!!

Tapi kalau kita mau mengandalkan Tuhan., mau berjalan dalam bimbingan Roh Kudus maka semua hal BISA terjadi!!!

Thursday, October 25, 2012

Sudah siapkah anda??



Seperti biasa setelah pulang dari kantor, aku duduk di sofa untuk bersantai melepas lelah. Sepertinya saya sangat enggan untuk membersihkan diri dan langsung berdoa.

Sementara itu istri dan anak-anak berkumpul di ruang keluarga. Dalam kelelahan, saya di segarkan oleh angin sepoi-sepoi dingin bertiup tepat di wajahku. Selang beberapa waktu, seseorang dengan wajah tak terlihat memakai gaun putih dengan tongkat di tangannya tiba-tiba berdiri di depanku.

Aku sangat terkejut dengan kedatangan tiba-tiba seseorang tersebut. Sebelum aku bisa bertanya padanya, tiba-tiba aku merasa sesak di dadaku, sulit sekali aku untuk bernapas tapi aku terus mencoba untuk tetap bisa bernapas.

Apa yang aku rasakan pada saat itu ada sesuatu yang berjalan perlahan-lahan dari dadaku terus berjalan perlahan ke tenggorokanku, nyeri dan sangat sakit rasanya. Keluar air mataku menahan rasa sakit, Tuhan apa yang salah denganku?

Dalam kondisi yang sulit bernapas, ada sesuatu yang terus di paksa untuk keluar dari tubuhku,

kkkreekh ... khhhh ......... ..... tenggorokanku berbunyi. Merasa sakit, sangat sangat sakit.

Seolah-olah aku tidak tahan sebelumnya, tubuhku gemetar, berkeringat deras, mata terbuka lebar, sepertinya tidak pernah berhenti air mataku.

Lengan dan kakiku kejang kejang ketika ada sesuatu yang meninggalkan aku. Aku melihat pria misterius itu telah membawa sesuatu yang dia ambil dari tenggorokanku. Tapi setelah itu aku merasa jauh lebih baik, sehat dan lebih ringan.

Ketika aku sedang kebingungan dengan kejadian tadi, tiba tiba istri dan anak-anak yang dari tadi berada di ruang keluarga, mereka berlari berhamburan menghampiri aku. Dan di sana aku melihat seorang pria tidak bergerak di bawah sofa yang sedang aku duduki.

Tubuhnya kelihatan biru dan dingin.
Siapa dia??????? ...
Mengapa anak-anak saya dan istri saya menangis dan memeluknya?
Mereka berteriak, histeris, terutama istri saya terus menerus memeluk orang tersebut, sepertinya tidak ingin melepaskannya.

Aku terkejut ketika aku melihat wajah seorang pria tertelungkup itu, dia mirip dengan aku, yaa..mirip sekali denganku, apa yang terjadi Tuhan ...??

Aku mencoba menarik tangan istriku tapi tidak bisa,
Aku mencoba merangkul anak-anakku tapi tidak bisa. Aku mencoba menjelaskan bahwa itu bukan aku.

Aku mencoba menjelaskan bahwa aku di sini, aku mulai berteriak, tetapi mereka tampaknya tidak mendengarkan aku, seolah-olah mereka tidak melihat aku.

Dan mereka terus-menerus menangis, aku sadar.. aku menyadari bahwa orang misterius telah membawa rohku, aku sudah mati ... aku sudah mati.

Aku telah meninggalkan mereka, aku menangis dan menjerit ...... !!

Aku tidak bisa melihat mereka menangisi mayatku.
Aku sangat sedih dalam hidupku bahwa aku tidak banyak untuk membuat mereka bahagia. Tidak banyak yang bisa kulakukan untuk membimbing mereka.

Tapi waktuku telah habis, waktuku telah berlalu, aku sudah mati pada saat aku duduk di sofa setelah seharian bekerja keras untuk bersantai.

Jika saja aku tahu aku akan mati, aku akan membagi waktu kapan harus bekerja, beribadah, keluarga dan orang lain, tapi aku terlambat. Aku sudah mati ketika aku tidak punya waktu untuk beribadah.

Ohh Tuhan, jika Engkau sekarang masih membiarkan aku hidup dan masih bisa membaca postingan ini, aku sangat senang dan bahagia.

Karena aku masih punya waktu untuk berlutut dan berdoa, mengakui semua dosa-dosaku dan lebih banyak berbuat baik sehingga ketika kematian menjemputku, aku berada dalam keadaan yang lebih siap.

Are you ready?



As usual after a home office, I sat down on the couch to relax unwind. It seems to me very reluctant to get cleaned up and immediately prayed.

While his wife and children gathered in the living room. In exhaustion, I was invigorated by the cold wind blowing right in my face. After some time an invisible face in a white gown with a stick in his hand suddenly standing in front of me.

I was very surprised by the sudden arrival that.
Before I could ask him, suddenly I felt my chest tightness, difficult to breathe .
but I tried to keep it could breathe.

What I felt at that time there was something running
slowly off my chest ...... keep going .....
to my throat .... pain ...... very sick ...
Exit tears withstand the pain, ....
Oh God! what's wrong with me??

In conditions that are difficult breathing, something was kept forced to come out of me ...

kkkreekh...khhhh ......... ..... throat sounds. Felt sick, very very sick

As if I could not bear it before, my body was shaking, sweating profusely, eyes wide open, never seems to stop my tears.

My arms and legs cramp spasms when something is left me. I saw the mysterious man had brought something that was taken from the throat. But after that I felt much better, healthier and lighter.

I was wondering, wives and children who had been in the living room, they suddenly ran into me ..
There I saw a man does not move under the couch that I was sitting in the front.
His body was blue and cold.
Who is he??????? ...
Why are my children and my wife was crying and hugging?
they were screaming, hysterical, especially my wife kept hugging that person, do not want to let go.

To my surprise when I saw a man lying face it, he's similar to me, what happen God ...???????

I tried to pull my wife's hand but could not .....
I tried to embrace my children but could not. I try to explain that it was not me.

I try to explain that I was here, I started to scream, but they do not seem to listen to me as if they do not see me .

And they are constantly crying,. I realized .. I realized that mysterious person had been carrying my spirit, I was dead ... I'm already dead.

I had left them, I am crying and screaming ......

I can not afford to see them cry over my dead body.
I'm so sad in my life that I do not much to make them happy. Not much I can do to guide them.

But my time has run out, my time has passed, I was dead by the time I sat down on the couch after a hard day's work to relax.

If when I knew I was going to die, I'm going to share time when to work, worship, family and others, but I was too late. I was dead when I have not had time to worship.

Ohh God, if You let the situation I am still alive and still able to read this post I am very happy.

Because I still have time to kneel and pray, confess all my sins and do good so that when death had to pick, I'm in a situation that is more readily.

Tuesday, October 23, 2012

JESUS PAINTING WORSHIP


Sumber dari : Cahaya Bagi Negeriku (CBN)

Roger Crawford



His name is Roger Crawford and worked as a consultant and speaker motivator for many fortune 500 companies across the United States. While still at university, he was a tennis player for Layola Marymount University and become a professional tennis player. Does it not make you impressed? Wait a minute, if I say that he has no hands and only had one leg, how?

Roger was born with a condition called ectrodactylism. While still in the womb, doctors only see like there thumb out of her right arm and fingers growing on his left arm, but he did not have a hand. His left leg continues to shrink only have three fingers, legs amputated when he was five years old. His parents were told that Roger would never have a normal life.

But Roger's parents did not give up, they form Roger be a normal human  and teach independent living. When Roger was ready, he was educated in the public schools. They taught her to think positive, and be a positive person.

Roger did not let drawbacks discourage it to succeed and enjoy the life God has given you. He lived his life to the maximum, because he believes that God provides unique advantages in her behind all the flaws that exist within him.

Today what is a barrier for you to move forward? Come to God and ask for strength from Him to conquer the weakness. Since every person, God has given you a unique blessing where you can enjoy to the fullest in Jesus Christ.

Disadvantages You is not weakness, it's just hidden blessings of God in a shabby wrap.

Philippians 4:13
" I have strength for all things in Christ Who empowers me"  [I am ready for anything and equal to anything through Him Who infuses inner strength into me; I am self-sufficient in Christ's sufficiency].

PAULO UCHIBORI


Gelombang penganiayaan yang keras terjadi di Jepang pada awal tahun 1600, di mana selama waktu tersebut banyak umat Kristen menjadi martir. Pada tanggal 20 Februari 1627, pemimpin gereja bernama Paulo Uchibori, istrinya dan ketiga anaknya di tahan karena menampung para misionari.

Pada hari itu, Paulo dan 37 orang Kristen lainnya di pukuli, di arak telanjang melalui pusat kota dan di penjarakan di Istana Shimabara. Pada keesokan harinya, orang-orang Kristen tersebut di aniaya. Pemerintah tidak berkeinginan menjadikan mereka martir, tetapi mereka menggunakan cara-cara terkeji untuk memaksa orang-orang Kristen menyangkal iman mereka.

Salah satu prajurit mengusik Paulo ketika ia memegang sebilah pisau, dengan berkata, “Berapa banyak jari anak-anakmu yang harus kami ambil ?” Paulo menjawab, “Semua terserah padamu.” Para prajurit memotong semua jari anak-anak Paulo kecuali jempol dan kelingking mereka, dengan berkata orang-orang Kristen seharusnya mempunyai jari lebih sedikit dari binatang.

Dua anak tertua Paulo, Antonio dan Barutabazaru merelakan jari-jari mereka kepada para prajurit tersebut, tanpa menangis atau menunjukkan kesakitan. Anak Paulo yang bungsu, Ignatius, berumur lima tahun juga tidak menunjukkan rasa sakit saat jari-jari tangannya di potong. Ia mengangkat tangannya yang berlumuran darah ke langit, mempersembahkannya kepada Allah.

Mereka yang melihat hal ini menjadi terkejut dan tersentuh hatinya menyaksikan keberanian anak-anak itu. Lalu para prajurit mengikat tangan dan kaki ke-16 tahanan tersebut termasuk anak-anak Paulo dan melemparkannya berkali-kali ke dalam air es yang sangat dingin di Teluk Shimabara.

Walaupun demikian, orang-orang Kristen tersebut tidak mau menyangkal iman mereka. Kata-kata terakhir Antonio sebelum ia hilang di telan laut adalah, “Ayah, kita harus bersyukur kepada Allah karena memberikan kita berkat luar biasa seperti ini.” Setelah anak-anaknya di tenggelamkan, wajah Paulo dicap dengan tiga huruf Jepang dari kata “Kristen.” Ia di lemparkan ke jalan-jalan dengan tulisan di baju kimononya yang terbaca, “Di hukum karena menjadi Kristen. Di larang menolong orang ini atau memberinya perlindungan.”

Seminggu setelah kematian martir anak-anaknya, Paulo di bawa ke atas Gunung Unzen dengan ke 15 orang Kristen lainnya untuk merasakan “siksaan di dalam neraka kawah Unzen.” Paulo di gantung terbalik dan di turunkan ke atas permukaan air sulfur yang mendidih berkali-kali. Ia berdoa dengan suara keras setiap kali, menyadari ia adalah bagian dari Tubuh Kristus, “Perjamuan Suci harus disucikan.”

Akhirnya, tubuhnya di lemparkan ke dalam kawah mendidih yang menguap. Kesaksian iman Paulo dan anak-anaknya menguatkan kita. Kita tahu bahwa mereka dan orang-orang KRISTEN lainnya yang menjadi martir telah di terima dalam hadirat YESUS dan sekarang mengenakan jubah putih.

Saudaraku, mari kita belajar dari martir iman PAULO UCHIBORI, bahwa apapun yang terjadi tidak akan sanggup memisahkan dia dengan BAPA, sekalipun ia harus kehilangan nyawa dan keluarganya, imannya tetap teguh.

Bila selama ini, kita masih suka berkeluh kesah akan sulitnya keadaan, marilah berkaca kepada pengalaman iman PAULO UCHIBORI. Bahwa kesulitan hidup kita tidak sesulit apa yang mereka alami dan orang-orang KRISTEN lainnya di muka bumi ini. Mengucap syukurlah senantiasa .

Maurice Simpson who is confident, man with the disease Neurofibromatosis (TRUE STORY)



Maybe you were born with a condition of a perfect body, beautiful eyes, a sharp nose and lips are charming. but how many of us who feel less pretty or handsome to do plastic surgery to improve or make your face look more handsome.

But did you know there are a lot of people due to genetic defects or congenital defects are always grateful for his situation, Maurice Simpson (33) is the one that always thankful and optimistic about the existence of his disability.

Maurice was a black man who lived in Washington, Maurice had suffered Neurofibromatosis or NF shortened since birth, illness NF suffered as a result of genetic ancestry which he got from his mother. At the time of the birth of Maurice's face is perfect and the disease is beginning to look when she was 2 months old, Maurice's face began to swell and the tumor begins to grow thus eliminating one of his eyes, nose and lips are interested in down.

Maurice began the examination of the disease. Apparently Maurice has experienced thinning facial skull due to a tumor is growing and making his face out of sync. Moreover Maurice skull open so the brain can bleed at any time and kill him.

Finally, the first operation performed by a team of specialist doctors Huntsmant Cancer Center in Salt lake City. Maurice lost a lot of blood, but the doctor had issued a 25-pound tumor from his face, but to improve his face skull, surgery should be done repeatedly until he gets a new face. Only patience and confidence that should be done by Maurice so he could recover.

No changes were great though Murice already in operation, he still loses sight, lips and nose still down. That so the thing is, the tumor will continue to grow, it is necessary to stop the growth of tumor to reconstruct her face.

Although surgery is not a significant impact to Maurice, but Maurice was not disappointed, he was happy and thankful to the circumstances, he had a very loving wife and children who loved him. Maurice remained confident and able to face the future with an optimistic attitude and unwavering faith makes fighting for his life and hopes to recover from his illness.

Moral Message: If Maurice in defective condition still confident and thankful, why do we as God's children often complain and grumble with our circumstances? Give thanks always, be assured that God is always with us so that we become more than conquerors.

The question is: What about you??

God bless us..