Monday, October 15, 2012

Sebelum Semuanya Terlambat



Saya teringat kisah saat saya berbincang-bincang dengan salah seorang pengusaha kaya raya di negeri ini. Ketika perbincangan sudah sampai ke tahap "dari hati ke hati", saya memberanikan diri untuk bertanya hal yang lebih pribadi. "Pak, mohon maaf, kalau saya boleh tahu adakah hal yang masih ingin Bapak wujudkan dalam hidup ini?"

Sambil tersenyum ia berkata, "Beberapa tahun ke depan saya akan mulai menyerahkan sebagian kepemimpinan perusahaan kepada anak anak saya dan para professional. Setelah itu, saya akan pensiun, menikmati hidup, dan lebih aktif dalam kegiatan sosial. Selain itu, saya kepengen bisa travelling ke kota kota kecil. 'Kan orang di kota kecil lebih ramah, lebih baik, dan jauh dari stres."

Ketika perbincangan semakin dalam, saya memberanikan juga diri saya untuk bertanya tentang apakah ada penyesalan dalam hidupnya. Sejenak ia terdiam lalu dengan mata berkaca-kaca ia berujar, "Ada satu hal yang sangat saya sesali sampai hari ini, yaitu saya belum sempat membawa ibu saya jalan-jalan ke negeri Cina. Itu adalah impian ibu saya dan sebagai anak yang telah mapan secara ekonomi saya ingin sekali bisa membahagiakan ibu dengan mewujudkan impiannya itu. Tahun demi tahun berlalu dan sesungguhnya saya punya dana serta kesempatan untuk melakukan itu. Hanya saja, waktu itu saya menyepelekan rencana ini. Saya pikir, nanti saja kalau pekerjaan saya sudah beres. Ternyata saya terlalu asyik bekerja sehingga ibu saya keburu di panggil pulang Yang Mahakuasa." (Paulus Winarto)

*****
Bahagiakanlah ayah dan ibu anda sementara mereka masih ada di dunia ini...

No comments:

Post a Comment